Terbaru - Kisah Abu Nawas Menipu Gajah

Kisah Abu Nawas Menipu Gajah - Abu-Ali Al-Hasan bin Hani Al-Hakami (756-814), biasanya dikenal sebagai Abū-awās atau Abū-Nuwās (Bahasa Arab:ابونواس), adalah seorang pujangga Arab. Dia dilahirkan di kota Ahvaz di negeri Persia, dengan darah Arab dan Persia mengalir di tubuhnya.

Abu Nawas dianggap sebagai salah satu penyair terbesar sastra Arab klasik ia digambarkan sosok yang bijaksana sekaligus kocak. Abu Nawas juga muncul beberapa kali dalam kisah Seribu Satu Malam dalam salah satu kisah ia pernah berpura pura gila alasannya tidak ingin menjadi kadi sehabis mendengar wasiat ayahnya dengan cara menaiki batang pisang seolah-olah kuda kudaan ia juga sering ditantang oleh raja harun al rasyid maupun oleh sahabat temanya dengan hal yang aneh,berisiko dan bahkan tidak mungkin terjadi menyerupai memindahkan istana raja ke bukit, memantati raja dan lain lain.

 Dia dilahirkan di kota Ahvaz di negeri Persia Terbaru -  Kisah Abu Nawas Menipu Gajah

Kumpulan Hikayat Humor Abu Nawas Lengkap

Kumpulan Cerita Hikayat Abu Nawas

Abu Nawas sedang berjalan-jalan santai. Ada kerumunan masa. Abu Nawas bertanya kepada seorang kawan yang kebetutan berjumpa di tengah jalan.

“Ada kerumunan apa di sana?” tanya Abu Nawas.
“Pertunjukkan keliling yang melibatkan gajah ajaib.”

“Apa-maksudmu dengan gajah ajaib?”Kata Abu Nawas ingin tahu.

“Gajah yang bisa mengerti bahasa manusia,dan yang lebih menakjubkan adalah gajah itu hanya mau tunduk kepada pemiliknya saja.” kata kawan Abu Nawas menambahkan.

Abu Nawas makin tertarik. Ia tidak tahan untuk menyaksikan kecerdikan dan keajaiban binatang raksasa itu.

Kini Abu Nawas sudah berada di tengah kerumunan para penonton. Karena begitu banyak penonton yang menyaksikan pertunjukkan itu, sang pemilik gajah dengan bangga menawarkan hadiah yang cukup besar bagi siapa saja yang sanggup membuat gajah itu mengang guk-angguk. Tidak heran bila banyak diantara para penonton mencoba maju satu persatu. Mereka berupaya dengan beragam cara untuk membuat gajah itu mengangguk-angguk, tetapi sia-sia. Gajah itu tetap menggeleng-gelengkan kepala.

Melihat kegigihan gajah itu Abu Nawas semakin penasaran. Hingga ia maju untuk mencoba. Setelah berhadapan dengan binatang itu Abu Nawas bertanya,

“Tahukah engkau siapa aku?” Gajah itu menggeleng.

“Apakah engkau tidak takut kepadaku?” tanya Abu Nawas lagi. Namun gajah itu tetap menggeleng.

“Apakah engkau takut kepada tuanmu?” tanya Abu Nawas memancing. Gajah itu mulai ragu.

“Bila engkau tetap diam maka akan aku laporkan kepada tuanmu.” lanjut Abu Nawas mulai mengancam. Akhirnya gajah itu terpaksa mengangguk-angguk.

Atas keberhasilan Abu Nawas membuat gajah itu mengangguk-angguk maka ia mendapat hadiah berupa uang yang banyak. Bukan main marah pemilik gajah itu hingga ia memukuli binatang yang malang itu.

Pemilik gajah itu malu bukan kepalang. Hari berikutnya ia ingin menebus kekalahannya. Kali ini ia melatih gajahnya mengangguk-angguk. Bahkan ia mengancam akan menghukum berat gajahnya bila sampai bisa dipancing penonton mengangguk-agguk terutama oleh Abu Nawas. Tak peduli apapun pertanyaan yang diajukan.

Saat-saat yang dinantikan tiba. Kini para penonton yang ingin mecoba, harus sanggup membuat gajah itu menggeleng-gelengkan kepala. Maka seperti hari sebelumnya, para penonton tidak tidak sanggup memaksa gajah itu menggeleng-gelengkan kepala. Setelah tidak ada lagi yang mencobanya, Abu Nawas maju, ia mengulang pertanyaan yang sama.

Tahukah engkau siapa aku?” Gajah itu mengangguk.

“Apakah engkau tidak takut kepadaku?” Gajah itu tetap mengangguk.

“Apakah engkau tidak takut kepada tuanmu?” pancing Abu Nawas. Gajah itu tetap mengangguk karena binatang itu lebih takut terhadap ancaman tuannya daripada Abu Nawas.

Akhirnya Abu Nawas mengeluarkan bungkusan kecil berisi balsam panas.

“Tahukah engkau apa guna balsam ini?” Gajah itu tetap mengangguk

“Baiklah, bolehkah kugosok selangkangmu dengan balsam?” Gajah itu mengangguk.

Lalu Abu Nawas menggosok selangkang binatang itu. Tentu saja gajah itu merasa agak kepanasan dan mulai panik. Kemudian Abu Nawas mengeluarkan bungkusan yang cukup besar. Bungkusan itu juga berisi balsam.

“Maukah engkau bila balsam ini kuhabiskan untuk menggosok selangkangmu?” Abu Nawas mulai mengancam. Gajah itu mulai ketakutan. Dan rupanya ia lupa ancaman tuannya sehingga ia terpaksa menggeleng-gelengkan kepala sambil mundur beberapa langkah. Abu Nawas dengan kecerdikan dan akalnya yang licin mampu memenangkan sayembara meruntuhkan kegigihan gajah yang dianggap cerdik.

Hikayat Abu Nawas Full Lengkap

Belum ada Komentar untuk "Terbaru - Kisah Abu Nawas Menipu Gajah"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel